Tersebutlah seorang Lurah yang mempunyai seorang gadis yang sangat cantik jelita. Kecantikannya akan membuat semua pemuda tidak akan berpaling bila ia memandangnya. Kecantikannya terkenal bukan hanya di desa dimana pak Lurah memimpin, tetapi bahkan jauh di luar desa.
Pak Lurah adalah orang yang sangat terkenal di desa dengan kedermawanannya. Pak Lurah juga sangat disegani oleh warganya, apa yang diperintahkan Pak Lurah, warga selalu mengerjakannya dengan tangan terbuka.
Kecantikan putrinya inilah yang pada suatu ketika membuat seorang pemuda yang memang suka iseng ingin mencoba keberuntungan di rumah Pak Lurah. Pemuda ini mempunyai wajah yang lumayan, dan perilaku yang sopan, namun dibalik kesopanannya ia mempunyai maksud tidak baik kepada putri Lurah yang cantik jelita.
Pada suatu sore pemuda ini bertamu ke rumah Pak Lurah, yang ketika itu Pak Lurah memang sedang ada di rumah tidak di balai desa.
“Permisi, selamat sore” kata pemuda
Pak Lurah menuju pintu karena mendengar ada tamu
“Ada keperluan apa, wahai pemuda, sehingga sore ini engkau menemuiku?” kata Pak Lurah
“Saya sedang mencari seseorang yang bernama, Mat Ruji, Pak Lurah, akan tetapi setelah berputar-putar di desa ini seharian saya tidak menemukannya” kata si pemuda
“Pak Ruji sudah pindah sebulan yang lalu, dan pindah jauh keluar kota. Lalu adik berasal dari mana?” kata Pak Lurah
“Saya berasal dari luar pulau Pak Lurah, pulau yang sangat terpencil dan sangat jauh dari pulau ini, kapalpun adanya seminggu sekali. Apakah Pak Lurah tahu alamat Pak Mat Ruji yang sekarang ini?” tanya si pemuda
“Saya sih kurang tahu yah, dik” jawab Pak Lurah
“Siapa ya Pak, yang tahu akan alamat Pak Mat Ruji?” tanya pemuda itu lagi.
“Saya juga tidak tahu akan hal itu, maafkan saya” jawab Pak Lurah
“Lalu rencana adik ke mana?” tanya Pak Lurah
“Entahlah Pak Lurah, mencari rumah Pak Mat Ruji juga tidak tahu alamatnya, mau pulang ke rumah, kapalnya juga masih seminggu lagi, saya bingung Pak Lurah” keluh pemuda
“Kalau adik mau, adik boleh bermalam di sini sambil menunggu kapal, daripada di jalanan tidak karuan” kata pak Lurah
“Baik pak, saya sangat senang dan berterima kasih sekali pada pak Lurah”
“Oya aku belum tahu, siapa namamu anak muda?”
“Nama saya Manuk, pak Lurah” jawab pemuda
“Masak namamu Manuk anak muda?” kata pak Lurah tidak percaya
“Iya, mengapa dengan namaku itu pak Lurah?” jawah pemuda
“Di desa kami nama seperti itu adalah sebuah nama yang dipakai untuk sesuatu yang dimiliki orang laki-laki saja, dan nama itu tabu untuk diucapkan” jelas pak Lurah
“Benar pak memang itu nama saya, di daerah saya berasal nama seperti itu banyak di gunakan oleh kaum lelaki, nama itu adalah nama hewan. Manuk berarti burung Pak Lurah. Saya dengar di daerah ini nama hewan juga dipakai untuk nama orang, misalnya Gajah, Lembu, Kebo dsb” jelas si pemuda
“Baiklah anak muda, sekarang engkau beristirahatlah karena kau telah menempuh perjalanan yang jauh. Tapi sebelumnya silahkan engkan mengenalkan diri terlebih dahulu kepada Istri dan anakku yang berada di dalam” kata pak Lurah
Pemuda ini sebenarnya tahu bahwa Pak Mat Ruji telah pindah dan tidak ada seorangpun di desa itu yang tahu akan alamat pak Mat Ruji. Pemuda itu juga bukan berasal dari luar pulau yang jauh, pemuda itu hanya seorang pemuda yang iseng dari desa tetangga, sengaja datang untuk iseng kepada putri pak Lurah yang cantik Jelita.
Segera pemuda itu menemui Istri pak Lurah dan mengenalkan diri dengan nama Air. Kemudian Bu Lurah menyuruh pemuda itu mengenalkan diri pada putrinya. Pemuda itupun segera menemui putri pak Lurah dan mengenalkan diri dengan nama Nyamuk.
Sudah dua hari pemuda itu di rumah pak Lurah. Setiap hari pemuda itu tidak melewatkan waktunya untuk selalu memperhatikan putri pak Lurah.
Suatu pagi ketika pemuda itu akan ke kamar mandi, ia melewati kamar putri Lurah. Kamarnya setengah terbuka, dan putri lurah sedang ganti baju. Ini adalah pemandangan yang membuat setiap lelaki tidak akan melewatkannya. Pemuda itu tergoda hatinya melihat kecantikan dan kemolekkan tubuh putri pak Lurah. Dia masuk untuk mencoba memuaskan nafsu birahinya. Akan tetapi putri Lurah yang tahu akan kedatangan sang pemuda, berteriak keras sebelum pemuda sampai menjamah tubuhnya.
“Bu, toloooong, Nyamuk Bu!!!” jerit putri Lurah
Bu Lurah yang ada di kamar sebelahnya langsung menghampiri dengan membawa semprotan Nyamuk. Bu Lurah terkejut ketika melihat pemuda itu ada di kamar putrinya. Pemuda itu melawan, dan Bu Lurah Menjerit
“Toolloong, toolloong, Pak, Air, Air, Air, Pak???” teriak bu Lurah dengan keras
Pak Lurah datang dengan membawa air dan menyiramkan ke arah Bu Lurah
“Pak, mengapa bapak menyiram kami??” kata bu Lurah
“Katamu air, aku kira ada kebakaran di kamar ini” kata pak Lurah
Namun ketika bu Lurah belum sempat menjelaskan pada pak Lurah, pemuda itu segera kabur dari jendela kamar.
“Kejar dia pak, dia berbuat kurang ajar pada putri kita!!!” pinta bu Lurah
Segera pak Lurah mengikuti pemuda itu untuk menangkapnya. Pengejaran Pak Lurah sampai di sebuah pasar yang ramai, di mana di pasar itu seluruh penjual dan pembeli mengenal pak Lurah.
“Pegang Manuk, Pegang Manuk, Pegang Manuk!!!” seru Pak Lurah keras
Segera semua orang laki-laki yang ada di situ memegangi miliknya sendiri-sendiri, sementara ibu-ibu bingung, clingukan, apa yang harus dia pegang, karena mereka tidak memiliki apa yang dipunyai orang laki-laki.
Pada saat itu pak Lurah sedang berada di depan penjual lombok, sekali lagi pak Lurah berteriak keras “Pegang Manuk, Pegang Manuk, Pegang Manuk!!!” dengan nada setengah marah.
Segera penjual lombok yang kebetulan Pria memegangi miliknya. Pak Lurah marah karena beliau merasa sejak tadi berteriak-teriak, tidak ada satu orangpun yang mengindahkan teriakan beliau.
“Hei kamu penjual lombok, mengapa kamu tidak mematuhi perintahku??” hardik pak Lurah
“Maaf Pak, bukankah Bapak menyuruh kami untuk memegangi Manuk, dan itu sudah saya lakukan, lalu apa salah saya pak??” jawab penjual lombok dengan muka yang mercing-mercing menahan rasah panas dan dia menoleh ke miliknya yang setengah merah karena wedangen (kepanasan) akibat lombok.
Pak Lurahpun menoleh ke arah dimana penjual lombok menoleh, dan pak Lurah baru sadar bahwa yang dimaksud Manuk di sini adalah sesuatu yang hanya dimiliki kaum laki-laki. Setengah malu pak Lurah meminta maaf, kemudian pulang. Dan sang pemuda melenggang kabur.
Komentar :
Posting Komentar